betapa jelinya permainan kata
menjerat sukma
memberi cermin luka
pada eksodus Musa yang tersesat
dalam sinar keemasan lembayung ungu
bagai ruam lebam pada langit yang merah membara
sungguhlah kita buta oleh kata
adopsi cicak di lidah
tak sadar memelihara nyamuk dalam aliran darah
mungkin kita sendiri nanti kering
bermain sekering kata
pesta buaya
kelereng-kelereng sukma bergulir
anak-anak adu silat lidah
tertawa-tawa
sambil membelit orangtua mereka
dengan kata yang diletakkan di lidah mereka
saat sang ayah mengutuk nafsu
menyembunyikan selangkangannya yang basah oleh malam
dan sang ibu mengumbar tawa ejekan
di depan layar televisi
menikmati cuap-cuap basi
untuk sarapan di pagi hari
saat anak-anaknya menemba ilmu
bagaimana menipu diri jadi buaya
bahkan Tuhan mencipta lewat kata-kata..
salam kenal yah!
salam kenal juga
denger2 kamu pemusik ya?
🙂