
Ingin itu berbeda-beda bagi tiap insan. Pencapaian ingin orang yang satu akan berbeda dengan yang lain walaupun dari kulitnya, ingin itu bisa tampak mirip dengan orang lain.
Ingin itu irasional, maka ketika satu orang ingin sesuatu, tiada argumen yang bisa patahkan ingin itu.
Namun ketika Tuhan berbisik, siapa pula yang bisa pertahankan ingin itu. Ketika orang berjalan, tiadalah orang lain tahu: apa yang Tuhan bisikkan padanya dan kapan Tuhan berbisik padanya.
Tahu-tahu orang itu sudah lenyap, pergi menempuh jalannya sendiri. Orang-orang, termasuk kita, bisa menamakannya kehilangan, berduka, marah, kecewa, pengkhianatan, dan sebagainya. Akan tetapi ketika sampailah pada visi akhir hidup, kita menyebutnya pengelanaan.
image, courtesy of ice-glaces.ec.gc.ca
yeah life sucks.
many comes many goes. that’s it. *sambil mencibir dan tertawa pahit* hahahahhaa
everybody comes and goes
satu hal yang paling penting: jangan sampai kita kehilangan diri
sebab kalau kehilangan diri, apa lagi yang bisa kita sebut sebagai hidup? 🙂