aku berdiri di sebuah tempat tak bertepi
tanpa dimensi
tanpa mata
tanpa telinga
tanpa indera
hanya ada aku
aku ingat kami tertawa
bunda mencari kami di balik semak
waktunya makan
tapi kami terus berlari ke sana
waktu tidak akan bisa mengejar kami
lidah-lidah cinta menggelayut
kami berlari mengitari dunia
menyapa bumi langit
burung-burung yang berang
kucing yang menangis
anjing yang kehilangan
monyet-monyet yang berteriak
macan yang sudah tak bisa menggeram
singa yang hilang takhta
hutan yang kian berduka
peri-peri pergi terbang meminta tolong
ikan-ikan yang ketakutan
kuda laut yang bersembunyi
dewa laut yang muram
laut bergolak murka
kami bernyanyi
suara kami satu per satu jatuh di tengah udara
tubuh-tubuh kami melayang di udara
luka-luka pencerahan
darah-darah yang membebaskan
bumi kosong
namun tidak pernah sekaya ini
tidak pernah begitu diharap
tidak pernah begitu didamba
tidak pernah begitu dicinta
hidup telah bangkit dalam gelap
semuanya tidak berubah
semuanya harus berjalan kembali
kembali ke titik nol
sekarang aku menunggu
menunggu dia
segalanya berpasangan
segalanya tidak pernah berubah
damai selamanya
inspired by “Across The Universe” (The Beatles)