aku mimpi ada di tempat penuh batu-batu besar. tingginya sepantar aku umur sepuluh tahun. lebarnya, entah. terlalu lebar. aku berjalan dan tiba-tiba tercebur, sayang. berdebar-debar aku ketika hari berganti senja. dan burung-burung laut melintas di depan kepalaku. saat itu, aku bertemu kamu dengan batu sekepal tangan di kepalamu.
aku bertanya, kamu membisu. sampai aku berhenti bertanya, kamu menceritakan ironi surga neraka. aku tidak mengerti, kamu mungkin tahu mungkin tidak. namun aku tak sanggup lagi bertanya karena surga memanggil namaku, dan hatiku ragu sungguhkah surga?
kamu menjerit kesal di kepalaku
batu-batu beradu hebat,
menggores dinding kepalaku,
pecahannya menghujam jantung sampai ke hati
aku semakin hilang bilang
sangkakala tak jadi kau tiup
kupikir, suatu saat nanti, aku mengerti dan nanti aku sendiri yang akan meniup sangkakala, untuk diriku. dan mimpi bukan lagi impian, kurasa, aku masuk surga.