kemarilah semut-semutku yang lucumasuki inti tubuhku untukmuhilangkan nafsu mengekang jiwaajarilah aku tak menangisberjalan terus mencari dan menemukan kesini cepat semut-semut hitamkubagi sedikit manismu untukkusupaya dunia kelihatan seperti istana peri gula-guladan hitam lengkapi nikmat mata ini
Month: March 2006
sms
serentetan huruf menampar buku-buku jari. mendorong untuk menggaris dan menggaris lagi. agar kau bisa baca ini, supaya bisa kau pikirkan. karena suaraku tertelan ludahku selalu, ketika aku hendak menyentuh hatimu. karena aku ragu. ragu yang tak pernah bisa kupahami. “dan aku sungguh tak bisa menyentuh hatimu”.
kisah sepatu-sepatu
kemarin sepasang sepatu jebol lagi, hari ini bolong-bolong dimakan tikus.kemarin juga beli sepatu baru, hari ini hilang lagidicuri tikus-tikus juga di mimpi.
adu kepala
aku mau robek-robek sepuluh kitab di kepalakuaku juga mau menempeleng kepalamuterutama lidah dan bibirmuinkonsistensi dan inkongruensi di kepalaku lagi aku pusing kata-kataaku pusing metaforaaku pusing kepala
entity
empat puluh tahun lagiaku pasti masih bernafasaku pasti masih berjingkat-jingkat di tengah malamaku pasti masih berteriak-teriak mengejar layang-layangaku pasti masih melamun di pantaimeresapi debur ombak dan terpaan angin di rambutkuaku pasti masih mencium pasirkadang tertelan sedikitaku pasti masih merasaaku pasti masih berpuisiaku pasti masih menggali bumiaku pasti masih bercumbu dengan dewa-dewaaku pasti masih di sinikarena […]
doremi
suatu sore di pelataran kalbuku, aku mengisi diari merahku.bayang-bayang salju di bulan Desember.aku berlari-lari meluncur di es putih birumengeruk salju berbaring di dalamnyakanda, kenalkan kamu pada siulan anak-anak di depan sana? kamus putihbadai saljuaku bersinkamu ijindewi salju kawin
away.
pandangku berkelitjangan lihat aku!
istirahat
dalam mobil di suatu pelataran parkirkita memarkir keberadaan kitamerusuh waktu-waktu yang tercurisaat kita tenggelamkita saling berceritatak perlu saling berkataJakarta, 16 Maret 20068:22 PM
selepas malam
memang tiada air terasa membasahi matamunamun kau menimba tangis dalam hatijauh… tampak dari sanabiru menutupku
on the way
kelap kelip bintang di langit kamartitik-titik berserak di udaratersedot kehidupanmembayang ilusi-ilusimenerpa hitam,bersatu umpama peri-peri bercengkerama hidupkah aku?kelambu turun lima puluh detik lagi Jakarta, 10 Maret 200612:20 PM