dingin
sejenak matahari mengintip di sela-sela awan hitam gemawan,
namun aku tak tahu
semua hanya bayangan
aku menggeliat di atas tempat tidurku,
bau apak dan berkutu
menatap langit,
tanpa cahaya
mata yang dulu bersinar percaya diri,
menggeret masa depan jiwa-jiwa muda,
sekarang terpasung jeruji-jeruji,
tawa hina orang-orang munafik
aku perempuan
hidup dalam sangkar besi
naif mengira bisa lepas bebas
cara bernapas
cara berjalan
cara makan
cara hidup
cara berpikir!
tapi aku lupa
rantai di kakiku belum putus
aku tercekik..