wangi gulali.
di bawah pohon mangga, aku kamu merajut benang-benang emas
aku kamu sejenak menghilang ditelan waktu
menjerat hari-hari yang mulai kelihatan
matahari terik. pak kumis marah-marah. anjingnya kamu culik dan kamu
gambari dengan lipstik ibumu. aku tukang potret, kerjanya hanya
pengamat. ibumu menangis, kau sembunyi di balik punggungku.
kau bahagia aku bahagia
kau aku kurasa satu takdir
kita akan selalu jadi gembel-gembel
(dedicated to gembel-gembel yang mengisi hidupku akhir-akhir ini)
Jakarta, 13 Desember 2005
6:37 PM