Jika kau mau setalen, haruskah kuberikan juga walaupun aku sudah compang-camping?
Sampai kapan, kau tinggalkan rumahmu demi sedetik pengharapan yang tak berani kau raih? Ladang-ladang terbakar oleh nafsumu, lalu kau lemparkan butir-butir jagung yang membusuk dan kau berlalu dari mata yang telah menjagamu sekian lama kehidupan.
Mawar putih, takkan abadi karena hanyalah mawar putih. Mega-mega berarak, hanya dalam pikiranmu sementara matahari terlalu kecewa dan terlalu pedih, hingga luruh sebagian tubuhnya dalam tangisan-tangisan meski tanpa ratapan.
Kalau kau terima pesanku ini, jangan hubungi aku karena nyatanya dirimulah yang menantinya.