segenggam harapan kutanam dalam hatiku
walau aku tahu sia-sia akhirnya
aku suka hidup dalam mimpi
walau ketika bangun, perih tak terperikan
aku menatapmu, kekasihku
walau kau kian jauh
dan aku mendekap dalam gelembung-gelembung kenangan
terperangkap
kekasihku-kekasihku yang dulu
menggenggam tanganku dan mencium keningku
namun sekarang yang teringat hanya milikmu
entah suatu waktu nanti mungkin aku lupa
mawar merah kusematkan di antara rambut hitamku
aku menawarkan pahitku dengan tawa semu
saat aku sadar
kau sudah tak terjangkau lagi
tapi aku suka menulis
biarlah dirimu saat ini kuperkosa