singkirkan janin di rahimku.aku sudah terlalu membusuk, entah kapan sang waktu mengambil rohku.sinar telah direnggut dari hatiku, jiwaku terinjak sosok-sosok tak berwajah.kata-kaya mengiris sadarku dan tangan-tangan terlepas dari pundakku.rimbaku sudah hangus.
Month: October 2005
tak perlu dilihat
Hari ini kematianku yang kesepuluh. Tapi aku masih mau hidup. Hujan belum turun hari ini dan aku tetap mengenakan payung kacaku.
untuk seorang dari masa lalu
segenggam harapan kutanam dalam hatikuwalau aku tahu sia-sia akhirnyaaku suka hidup dalam mimpiwalau ketika bangun, perih tak terperikanaku menatapmu, kekasihkuwalau kau kian jauhdan aku mendekap dalam gelembung-gelembung kenanganterperangkap kekasihku-kekasihku yang dulumenggenggam tanganku dan mencium keningkunamun sekarang yang teringat hanya milikmuentah suatu waktu nanti mungkin aku lupa mawar merah kusematkan di antara rambut hitamkuaku menawarkan pahitku […]
sleeping night
kataku pada bayangku, aku mau tidur, terlelap sampai ribuan masa.debu terlalu menyayangi mataku yang nanar dan nadiku saling bertaut membentuk simpul yang tak teruraikan.
pertahanan
sudahkah saatnya aku memegang lagi jiwaku & mereguk air tirani? aku bosan terus merasa & merasa. aku ingin berteriak merobek hari yang selalu bayangi langkahku. lepas kait yang mengorek jiwaku. darahku menetes untuk diriku. jangan tersentuh angin yang menderu. hilang. tanpa suara.
kembali?
di pinggir sambung jiwa, aku punya bola-bola darah hitam. mungkin beku. aku mau keluar dua ratus lalat dari lidahku. sarangku telah kurusak dan aku sekarang berdiam di dalam mahligai sundal. aku tak menyesal, namun aku tahu jalanku harus kubuka lagi.
hidup
ke manakah duniaku berputar? aku memaku kakiku di pinggir jurang agar aku tak lagi jatuh. aku tak mau pergi karena rasa takut mendidihkan jiwaku. kera-kera membelai rambutku dan bergantung pada leherku. mungkin mereka sudah tertidur terbius nafasku yang dikutuk. aku lahir sebab kutukan yang tercipta sejak awal dunia. aku ingin menggapai langit. tipuan ilusionis. sungai […]
secret
sama seperti alam semesta, akupun punya rahasia. sebuah jendela berkaca merah yang kusembunyikan di balik tirai tua abu-abu milik ibuku. kemarin aku menatapnya lagi dan kulihat burung-burung gereja beterbangan gelisah. ada gagak hitam di sana, dan bangkai-bangkai yang sedang terjadikan oleh angin-angin dengan kristal-kristal es dan emas. aku terdiam, larut dalam lamunan. berharap putus asa […]
Ku memandang wajah yang rapuh Jalan yang tak pasti harus kutempuh Hilangnya hari-hari yang berganti luka Bertumpu pada sebuah titian yang goyah Menyatukan daging yang terlepas dari tulang Berbisik pada angin yang bergerak Lambat laun jiwaku ikut berontak Seakan rapuh menjadi bayanganku… By: TAI!!!! (Tangisan Anak Indonesia) -originally written by a friend of mine
Bapakmu menghisap cerutu Kuba sambil mengangkangi kami-kami di sini Kami tak pernah hidup, hanyalah rintik-rintik lalu dan keredap lilin, hampir redup Kamu melaju, nafas kami satu-satu tersedot Tangis kami sudah hilang…