aku meraja dalam diriku,
bernafaskan merah darah,
menggoda diriku untuk membelai hatiku
aku membuat sulaman bergambar mawar merah
di atas sehelai kain blacu berwarna putih kekuningan
dan aku menghadiahkannya untuk permenungan diriku sendiri,
agar aku tak menangis lagi di suatu sudut gelap di bawah gorong-gorong tengah kota
aku bersaksi bisu tentang diri di hadapan orang lalu lalang di pasar
sambil merasakan kenyataan jiwa di dalam setiap untaian gerak dan kata
tegaskanlah diriku lagi
agar aku takkan terlalu lama bermain dengan mulut manis sang waktu