karena aku menari
aku merasakan sensasi sentuhan alam
aku merasakan desah nafas
aku merasakan putaran dunia
aku mendengar nyanyian bumi
aku mencium aroma keringat
karena aku menari
tubuhku bersatu dengan iringan piano senja
tubuhku jadi bagian kicauan burung
tubuhku jadi satu dengan lautan ombak
tubuhku sehalus pasir
tubuhku selentur daun-daun yang melambai
tubuhku emas tertimpa sinar keemasan matahari
karena aku menari
aku lupakan sedih dan pedihli
aku menenggak anggur abadi
aku rasakan ecstasy di sekujur tubuhku
aku hanya tahu Tuhan tersenyum padaku
karena aku menari
aku mengenal tubuhku
aku mengenal jiwaku
aku mengenal hatiku
karena ketika aku menari
tubuhku bergerak gemulai
jiwaku bernyanyi senandung kenangan
hatiku ada di setiap ayunan gerakan
ketika aku menari
aku hanya tahu aku ada
aku diciptakan
aku berhak ada
aku punya rumah
meski tak ada tempat tetap
dan alamat tetap
tapi aku masih bisa kau cari
bila kau tutup matamu
dan ikut ke mana hatimu menuntun
ketika aku menari
aku ada di setiap langkahmu
aku menempel bayanganmu
aku bersatu dengan jiwamu
desir angin sertai diriku
kristal es jadi biji mataku
namun aku bukan dingin
aku adalah hangat pagi
ketika aku mencarimu
aku berdoa untukmu
semoga dunia tak pernah runtuh bagimu
terinspirasi dari roman “Saman” karya Ayu Utami, terutama salah satu tokohnya, Shakuntala