Beranjak remaja, kala teman-teman perempuanku bercerita tentang laki-laki yang mereka incar dan menggerayangi mereka dengan semangat dan mata berbinar, aku tak tertarik. Yang kutahu aku malahan makin sering minum kopi pahit. Ketika mereka menagih cerita padaku, aku bercerita tentang kopi pahitku. Mereka terlihat bosan dan menghentikan ceritaku dengan gurauan-gurauan yang tak kumengerti. Makin lama mereka menjauhiku dan memandangku dengan tatapan aneh. Aku makin sering kopi pahit. Ketika anak laki-laki mendekatiku dengan penuh minat, cepat lambat mereka pergi dari kehidupanku. Aku makin suka kopi pahit.
Saat makan, aku ingat kopi pahit.
Saat sekolah, aku rindu kopi pahit.
Saat terdiam, aku lamunkan kopi pahit.
Saat tidur, kuimpikan kopi pahit.
Hidupku tak berarti tanpa kopi pahit. Bahkan ketika aku mati, aku ingin jasadku disirami kopi pahit.
Ah. Kopiku hampir habis padahal uangku tak cukup lagi. Kurasa kini saatnya aku pergi menjaja diri. Kurasa hasilnya bisa ditukar dengan satu cangkir kopi pahit lagi.